Written by Edward
Thursday, 06 August 2009 10:27
Thursday, 06 August 2009 10:27
Aksi warga ini sempat mengakibatkan arus lalu-lintas menjadi macet. Kendaraan terpaksa berhenti karena di tengah genangan air yang membentuk kolam di tengah badan jalan, warga sibuk menangkapi ikan lele yang telah ditabur sebelumnya.
Selain menanam bibit kangkung dan menabur ikan lele, warga juga membawa poster yang berisi kecaman kepada pemerintah karena tidak kunjung memperbaiki badan jalan yang kerap banjir dan menggenang jika hujan turun.
Menurut Edi Mulia, salah seorang warga, drainase di jalan tersebut tidak berfungsi dengan baik. Sehingga jika hujan, air meluap sampai ke jalan dan tergenang untuk waktu yang lama membentuk kolam ikan. "Kalau ini, sama seperti tambak lele," katanya.
Tidak hanya warga setempat, supir angkutan kota (angkot) Jefri Ginting juga mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap kondisi jalan yang lama rusak bagai kubangan kerbau itu.
"Daerah ini langganan macet, karena kendaraan tidak bisa melintas dua arah. Terpaksa menunggu. Kalau tidak, bisa masuk lubang," kata Ginting.
Di tengah aksi warga, Camat Medan Johor Pulungan Harahap datang dan minta warga menghentikan aksi karena mengganggu lalu lintas. Namun permintaan camat tidak digubris pengunjukrasa yang dikoordinir Hamdani Simbolon.
Karena imbauan itu tidak mendapat respon, nyaris terjadi kericuhan antara camat dan warganya. Warga mendatangi camat dan meminta kepada pemerintah untuk segera memerbaiki drainase serta jalan Alfalah yang lama mereka keluhkan.
Menjawab keluhan warga, Pulungan menginformasikan, perbaikan drainase dan jalan Alfalah akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus atau bulan September mendatang.
Untuk penanggulangan sementara, dalam waktu satu atau dua hari ke depan pihaknya akan menimbun jalan dengan sertu. "Saat sekarang ini masih sedang proses tender yang dilakukan oleh Dinas PU Medan untuk itu masyarakat diminta untuk bersabar," ujarnya.
Pernyataan Camat Medan Johor tidak serta-merta membuat warga menghentikan aksinya. Warga tidak percaya. Pasalnya, program perbaikan jalan dan drainase yang selama ini dilakukan pemerintah kota Medan di jalan Alfalah itu selalu dikerjakan asal-asalan dan amburadul sehingga tidak bertahan lama.
Dalam kesempatan itu warga mengultimatum pihak kecamatan untuk merealisasikan ucapan itu. Apabila tidak diindahkan, masyarakat mengancam akan kembali menutup ruas jalan Alfalah.
Tak hanya itu, warga juga menyampaikan kekesalannya, sebab selama ini Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tetap mereka bayar, tapi infrastruktur tak dibenahi. Warga mengancam akan memboikot pembayaran PBB jika janji tersebut tak terealisasi. "Kami akan memboikot pembayaran PBB," teriak warga.
Keributan dengan camat sempat menjadi tontonan pengguna jalan, namun akhirnya mereda setelah warga berhasil menangkap kembali seluruh lele yang mereka taburkan ke kubangan air jalan yang rusak.
Yusrizal-Edward Global Medan
Selain menanam bibit kangkung dan menabur ikan lele, warga juga membawa poster yang berisi kecaman kepada pemerintah karena tidak kunjung memperbaiki badan jalan yang kerap banjir dan menggenang jika hujan turun.
Menurut Edi Mulia, salah seorang warga, drainase di jalan tersebut tidak berfungsi dengan baik. Sehingga jika hujan, air meluap sampai ke jalan dan tergenang untuk waktu yang lama membentuk kolam ikan. "Kalau ini, sama seperti tambak lele," katanya.
Tidak hanya warga setempat, supir angkutan kota (angkot) Jefri Ginting juga mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap kondisi jalan yang lama rusak bagai kubangan kerbau itu.
"Daerah ini langganan macet, karena kendaraan tidak bisa melintas dua arah. Terpaksa menunggu. Kalau tidak, bisa masuk lubang," kata Ginting.
Di tengah aksi warga, Camat Medan Johor Pulungan Harahap datang dan minta warga menghentikan aksi karena mengganggu lalu lintas. Namun permintaan camat tidak digubris pengunjukrasa yang dikoordinir Hamdani Simbolon.
Karena imbauan itu tidak mendapat respon, nyaris terjadi kericuhan antara camat dan warganya. Warga mendatangi camat dan meminta kepada pemerintah untuk segera memerbaiki drainase serta jalan Alfalah yang lama mereka keluhkan.
Menjawab keluhan warga, Pulungan menginformasikan, perbaikan drainase dan jalan Alfalah akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus atau bulan September mendatang.
Untuk penanggulangan sementara, dalam waktu satu atau dua hari ke depan pihaknya akan menimbun jalan dengan sertu. "Saat sekarang ini masih sedang proses tender yang dilakukan oleh Dinas PU Medan untuk itu masyarakat diminta untuk bersabar," ujarnya.
Pernyataan Camat Medan Johor tidak serta-merta membuat warga menghentikan aksinya. Warga tidak percaya. Pasalnya, program perbaikan jalan dan drainase yang selama ini dilakukan pemerintah kota Medan di jalan Alfalah itu selalu dikerjakan asal-asalan dan amburadul sehingga tidak bertahan lama.
Dalam kesempatan itu warga mengultimatum pihak kecamatan untuk merealisasikan ucapan itu. Apabila tidak diindahkan, masyarakat mengancam akan kembali menutup ruas jalan Alfalah.
Tak hanya itu, warga juga menyampaikan kekesalannya, sebab selama ini Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tetap mereka bayar, tapi infrastruktur tak dibenahi. Warga mengancam akan memboikot pembayaran PBB jika janji tersebut tak terealisasi. "Kami akan memboikot pembayaran PBB," teriak warga.
Keributan dengan camat sempat menjadi tontonan pengguna jalan, namun akhirnya mereda setelah warga berhasil menangkap kembali seluruh lele yang mereka taburkan ke kubangan air jalan yang rusak.
Yusrizal-Edward Global Medan
No comments:
Post a Comment